karena keserakahan


    Di sebuah desa yang dikenal makmur dan damai hiduplah seorang nelayan beserta anak dan istrinya. Nelayan itu bernama Pak Kasim, istrinya bernama Bu Indah, dan anaknya bernama Nia. Keluarga itu hidup di tengah-tengah kemiskinan yang selama dua tahun ini mereka bawa bersama. Walau pun begitu mereka tetap hidup bahagia bersama, karena menurut mereka anaklah harta yang paling berharga di dunia ini. Ya, seperti yang dipikirkan Pak Kasim ia sangatlah menyayangi anaknya itu. Tapi tak ketinggalan, istrinya juga ia sayangi melebihi dirinya sendiri.
    Pada hari yang cerah ini keluarga Pak Kasim dan Bu Indah kekurangan bahan makanan, khususnya beras. Dengan sigap mereka pun mengambil jala untuk pergi menjaring ikan di sungai. berlarilah mereka dengan tenaga mereka masing-masing, tak ketinggalan pula Nia dengan pancing di tangannya.
      Sesampainya mereka di sungai langsung mereka masuk di perahu kecil. Karena Nia masih anak-anak maka ia disuruh untuk memancing di tepi sungai. Mereka takut Nia tercebur ke sungai. Tapi bagi Nia memancing di tepi atau pun di tengah sungai tak ada masalah. Buktinya Nia lansung mendapat ikan. 
       Sambil memperhatikan ayah dan ibunya yang menjala ikan yang besar-besar dan juga banyak. Walaupun begitu tapi takkan cukup untuk makan tiga hari, karena ikan kali ini harga sudah menurun drastis. Karena itulah mereka menjala sebanyak-banyaknya. Sampai-sampai mereka mendengar suara aneh yang berbunyi,'' jangan kalian ambil ikan-ikan di sungai ini lagi, tolong!!!!biarkan kami berkembang biak.''
        Tapi mereka tak menghiraukan suara itu dan terus menjala ikan-ikan di sungai itu sampai kapal mereka hampir penuh. Tapi karena keserakahan dan bayangan mereka tentang uang yang akan mereka dapatkan mereka tak tahu kalau kapal mereka telah penuh. Dan karena terlalu penuh dan berat kapal mereka pun akhirnya tenggelam. Sentak Nia pun menjerit dan menangis. Untunglah ada beberapa warga yang sedang lewat dan langsung menolong mereka. Untunglah mereka masih bisa selamat dari amukan air sungai .

                  mereka pun sadar, dengan keserakaha

                           mereka hanya akan celaka

                      

Comments

  1. sofia, cerpen" mu bagus" . .banyak dikembangkan lagi ya , ,:)
    http://dyah-ayu-ambar.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. makasih, pasti aku buat lagi yang lebih bagus

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

pemanasan global

bagaimana menghitung keliling bumi?

ketika kita membakar lilin, kemana perginya?