SEBUNGKUS KADO UNTUK ANAKKU

    Di Desa Bunga Bangsa hiduplah seorang janda kaya yang bernama Bu Sumi dan anaknya yang bernama Via. Bu sumi sangat menyayangi anaknya itu, bahkan semua yang Via inginkan selalu diturutinya. Tapi karena selalu dituruti Via mempunyai sifat yang kurang baik. Dia selalu ingin dituruti terus semua keinginannya, kalau tidak dia akan ngambek dan tidak mau keluar kamar.
      ''DWER....!!!!",terdengar suara yang sangat keras dari rumah Bu Sumi.
      Semua warga berlomba-lomba untuk sampai di tempat asal suara itu. Ternyata benar rumah BU Sumi terbakar tanpa ada sisa sedikit pun. Rumah Bu Sumi rata dengan tanah. Sentak saja Via yang menyaksikan kejadian itu menangis dan berteriak.
       "Ibu....ibu...!Rumah kita Bu...!"kata Via sambil menangis di pangkuan ibunya.
       "Sudahlah nak, semua ini mungkin cobaan untuk kita.'' jawab bu sumi sabar.
     karena mereka tak punya rumah lagi mereka pun pergi ke tempat saudaranya yang ada di desa sebrang. sesampainya di sana mereka menceritakan kejadian yang merea alami kemarin. bu rita terharu karenanya, bu rita pun ingin mereka tinggal di rumahnya. 
      ''maaf dek sumi kan sudah tidak punya rumah lagi, apa ade mau menginap di rumah saya aja? ya, itu pun untuk sementara."tanya bu rita dengan nada lembut.
       "memangnya nanti tidak mengganggu mbak rita?"jawab bu sumi agak ragu ragu.
       "iya bi, apa tidak mengganggu bibi?"sambung via.
       "tidak, malahan kamu bisa bermain dengan anak ibu."bujuk bu rita.
       "baiklah kalau begitu."
     akhirnya mereka pun mau juga tinggal di tempat bu rita. di sana bu sumi bekerja di toko alat tulis yang tidak jauh dari sana. walau pun gajinya hanya cukup untuk makan tapi bu sumi tetap menabung,agar bisa membeli rumah sendiri.
    hari pun kian berganti, tabunan bu sumi pun kian penuh dan mungkin cukup untuk membeli rumah sendiri.
     "mbak rita, apa aku boleh membeli rumah sendiri di dekat sini. katanya ada rumah kosong di desa sebelah?"tanya bu sumi.
     "memangnya tabunganmu sudah cukup?"tanggap bu rita.
     "ya insyakallah cukuplah."jawab bu sumi.
     "ya, tentu boleh, kalau pun kurang kami bisa bantu."jawab bu rita.
     "trimakasih ya mbak...."ucap bu sumi gembira.
    sekarang bu sumi bisa membeli rumah baru. sekarang pun bu sumi senang karena bisa membangun rumah dengan hasil keringatnya sendiri.
      ini bulan menggembirakan bagi via. ya,ini bulan januari bulan lahirnya. jadi dia ingin hadiah dari ibunya. walaupun ia tahu ibunya tak punya uang dan masih 20 hari lagi ulang tahunnya.
      "ibu...... !!!! ibu janjikan mau mengado via."triak via.
      "iya besoklah via. inikan baru tanggal 7,ulang tahunmu masih lama."bujuk bu sumi.
      "tapi aku mau ibu tetap turutin apa yang aku mau titik.... !!!!"
    hari demi hari mereka lewati, uang mungkin sudah terkumpul di taungan bu sumi. ya,betul bu sumi pun sudah siap dengan celengan yang amat berat dengan uang di dalamnya, siap dipecahkan.
      bu sumi pun pergi ke warung boneka,ia tahu kalau anaknya itu suka boneka.
       "bu,tolong bonekanya yang merah itu."kata bu sumi.
       "yang ini bu?"
       "iya bu, berapa harganya?"jawab bu sumi
      "150.000 saja."jawab ibu kasir ramah."
      "ini bu, trimakasih."
    kado pun di tangan, ucapan selamat ulang tahun pun udah segera ingin ia ucapan bersama dengan kado di tangannya. tapi mungkin via sudah marah. iya pergi tanpa pesan. salah seorang warga yang tahu keberadaan via pun menunjukkan dimana via.
     "via ada di mana ya bang?"tanya bi sumi gelisah.
     ''saya tadi melihatnya di jembatan."
     "trimakasih bang."
  tanpa menunggu lagi bu sumi pun berlari menuju jembatan. benar sekali abang itu via ada di sana.
     "via.....!!!"teriak bu sumi.
     "apa yang ibu lakukan, kalau hanya ingin membujuk via via enggak akan pulang!! !!
   tanpa menghiraukan itu bu sumi tetep berlari . tapi kakinya tersandung kayu. bu sumi pun terjatuh dan kado pun terlempar. via yang melihat itu berlari menuju ibunya.
    "ibu....!!!! maaf via telah berprasangka buruk terhadap ibu.ibu tidak berbohong."
    "ya nak."
   hari itu kini menjadi kenangan dan pelajaran bagi via.
    janganlah kalian berprasangka buruk terhadap orang lain,        termasuk ibu kalian sendiri 

Comments

Popular posts from this blog

pemanasan global

bagaimana menghitung keliling bumi?

ketika kita membakar lilin, kemana perginya?